Sebelum menjadi
daerah Tingkat II pada tahun 1960, Barru terdiri dari beberapa
Kerajaan-Kerajaan kecil. Adapun kerajaan yang dikenal yaitu, Kerajaan Beru
(Barru), Kerajaan Tanete, Kerajaan Soppeng Riaja, dan Kerajaan Mallusetasi.
a. Kerajaan Beru (Barru)
Kerajaan Beru
Pertama kali dirintis oleh Puang Ri Bulu Puang Ri Campa, sampai datangnya
seorang dari keturunan Manurungnge Rijanga-Janga dan menjadi raja pertama yang
bergelar Karaeng Peluwa Dg. Patanra Wanna yang berasal dari Bone. (Tim Penyusun
Barru, 1996 : 2). Kemudin setelah raja Beru ke XXVI Andi Sadapoto, kemudian
digantikan oleh Andi Saribanong sebagai Raja Beru terakhir.
b. Kerajaan Tanete
Kerajaan Tanete
berdiri sekitar pertengahan Abad ke XVI dengan Raja pertama Datu Gollae yang
merupakan kemanakan dari Raja Gowa ke X. “Sampai pada Daeng Sinjai, Raja ke
tujuh, nama Kerajaan Tanete masih Kerajaan Angangnionjo” (Mattalatta, 2003 :
24). Nanti pada Raja selanjutnya yaitu To Maburu Limanna, Kerajaan Angangnionjo
berubah nama menjadi Kerajaan Tanete. Pada masa kemerdekaan (tahun 1950), Andi Iskandar
Onroe menjadi Raja Tanete terakhir menggantikan pamannya Andi Baso (Raja Tenete
ke XXI). Pada masa ini Kerajaan Tanete menjadi Swapraja.
c. Kerajaan Soppeng Riaja
Dalam wilayah Soppeng
Riaja berdiri beberapa Kerajaan kecil, diantaranya Lampoko/Balusu, Ajakkang,
Kiru-kiru, dan Siddo, yang bernaung dibawah Kerajaan Ajatappareng yang diawasi
oleh Kerajaan Lili Nepo. Pada abad ke XVI Kerajaan Gowa menyerang
kerarajaan-kerajaan di Barru termasuk Kerajaan Soppeng Riaja, dengan misi menyebarluaskan
agama Islam. Pada abad ke XVII Kerajaan Bone berhasil mengalahkan Kerajaan Gowa,
kesempatan ini dimanfaatkan oleh Raja Soppeng untuk membebaskan Kerajaan Balusu,
Ajakkang, Kiru-Kiru dan Siddo. Karena geografis dari kerajaan-kerajaan tersebut
terletak di wilayah kekuasaan Kerajaan Soppeng bagian Barat sehingga
daerah-daerah kerajaan tersebut diberi nama Soppeng Riaja.
d. Kerajaan Mallusetasi
Sebelum Mallusetasi
menjadi sebuah Kerajaan, daerah ini terdiri atas beberapa distrik, diantaranya :
Kerajaan Nepo, Palanro, Bojo, Bacukiki dan Soreang. Raja pertama adalah seorang
wanita yang bernama Isima’tana dengan gelar Petta Tellu Latte. Pada tahun 1907 Isima’tana
meninggal dan digantikan oleh raja wanita juga yang bernama Maa’kum dengan
gelar Petta Mallusetasi, setelah meninggal digantikan oleh suaminya yang
bernama La Calo. H. Andi Cambolang merupakan pengganti La Calo yang memerintah
sampai pada tahun 1957.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete